Perlukah Pendidikan Anti Korupsi diterapkan di Sekolah?

Akhir-akhir ini, saya sering mendengar bahwa dalam pembelajaran di sekolah, guru sudah harus bisa mengintegrasikannya dengan pendidikan anti korupsi. Sebenarnya apa sih Pendidikan Anti korupsi itu? bagaimana penerapannya di dalam sekolah, terutama di jenjang sekolah dasar dan menengah? karena yang saya tahu, pendidikan anti korupsi itu adanya dibangku perkuliahan. itu pun tidak semua program studi mendapatkan mata kuliah itu. hanya di beberapa perguruan tinggi saja. Nah sekarang ini malah ada isu sudah harus diterapkan mulai pada jenjang sekolah dasar / menengah, bahkan ada yang bilang mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD). Benarkah demikian?

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, maka dari itu saya mencoba googling kesana kemari, dan akhirnya saya menemukan panduang lengkap mengenai pendidikan anti korupsi ini. namun, sebelum kita menyelami lebih  jauh tentang pendidikan anti korupsi ini, alangkah baiknya kita sama-sama pahami terlebih dahulu tentang apa itu pendidikan anti korupsi dan mengapa di perlukan pendidikan anti korupsi di sekolah dasar dan menengah.

Kita tahu, Beberapa tahun belakangan, kasus tindak pidana korupsi sudah sungguh sangat mengkhawatirkan, bahkan seolah-olah tindakan korupsi ini sudah seperti menjadi kebiasaan bukan hanya bagi para pejabat tinggi, bahkan sampai pejabat sekelas kacung yang paling bawahpun sudah tidak sedikit yang terjerat kasus korupsi ini. Seolah-olah perbuatan korupsi ini sudah di atur sedemikan rupa sehingga seperti terlihat berjamaah yang sudah ada komando/imamnya. 
Mengapa bisa demikian hebatnya kasus korupsi ini? Sebenarnya muara atau pusat masalah korupsi ini karena hilangnya nilai-nilai anti korupsi itu sendiri. Apa nilai-nilai anti korupsi? nilai-nilai korupsi ini antara lain adalah kejujuran, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, hidup sederhana, dan rasa keadilan yang sudah mulai pudar. Sementara, disisi lain dunia pendidikan yang diharapkan menjadi penguat atau pembentuk karakter anak bangsa, dirasa sudah tidak lagi konsisten dalam menjalankan fungsi-fungsinya. hal ini di tandai dengan perubahan kurikulum yang hampir tiap ganti presiden, maka ganti pula menteri pendidikannya, menteri pendidikannya ganti, maka dapat dipastikan pula berubah kurikulum dan kebijakannya dalam hal pendidikan. seperti proses pendidikan yang lebih mementingkan nilai pengetahuan dibanding dengan nilai-nilai pembentukan karakter yang baik. Sekalipun sekolah mengimplementasikan berbagai kegiatan sejenis, akan tetapi hal tersebut dilaksanakan seolah-olah terpisah dari proses pembelajaran yang utuh. lebih dari itu, praktek pengelolaan sekolah pun tidak luput dari perilaku koruptif pada segala hal. Misalnya saja, dana bantuan operasional yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan operasinal sekolah, malah di pergunakan untuk kepentingan-kepentingan yang lain. 

Alih-alih menguatkan sekolah sebagai pusat pendidikan yang utama dalam pembentukan karakter dan penguatan budaya antikorupsi, kita semua lebih sibuk melakukan upaya penanganan jangka pendek. Oleh karena itu, inilah saatnya untuk mengembalikan sekolah sebagai lokomotif penguatan budaya antikorupsi untuk jangka panjang. Jadi, menjawab pertanyaan pada judul tulisan ini bahwa

Jawaban saya adalah Sangat Perlu. Semoga tulisan ini membawa berkah bagi hidup kita dan secara umum tentunya saya berharap dapat membawa keberkahan bagi bangsa dan negara kita yang kita cintai bersama ini.
ArRahim

Terlahir untuk mengekspresikan, bukan untuk membuat terkesan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama