Keterkaitan Antara Matematika dan Alquran

Berbicara tentang pengkajian lebih dalam tentang Alquran, pada dasarnya Allah SWT memerintahkan kepada kita kaum Nabi Muhammad SAW untuk berfikir, menganalisa, memahami ilmu pengetahuan, memahami fenomena yang terjadi di muka bumi, dan mengadakan penelitian yang berkaitan dengan alam semesta umumnya dan kehidupan sehari-hari khususnya. Kesemuanya sangat jelas tersebut dalam ayat-ayat Al-quran. Kesempurnaan Al-Quran juga diakui oleh Edward Gibbon.
Keterkaitan Antara Matematika dalam Alquran
Edward Gibbon (seorang pakar Barat) mengatakan bahwa :
Al-Quran adalah sebuah kitab agama, yang membahas tentang masalah-masalah kemajuan, kenegaraan, perniagaan, peradilan, dan undang-undang kemiliteran dalam Islam Isi Al-Qur‟an sangat lengkap, mulai dari urusan ibadah, ketauhidan, sampai soal pekerjaan sehari-hari, mulai dari masalah rohani sampai hal-hal jasmani, mulai dari pembicaraan tentang hak-hak dan kewajiban segolongan umat sampai kepada pembicaraan tentang akhlak dan perangai serta hukum siksa di dunia

Selain masalah umum dalam kehidupan, Al-Quran membahas matematika lebih khusus tentang perkalian dan perhitungan bilangan dalam berbagai peristiwa dan berbagai konteks. Salah satunya yang berkaitan dengan kegiatan menghitung dimana kegiatan ini tentunya tidak terlepas dari “UKURAN” yang secara jelas tersebut dalam surat AlQamar/54 : 49 berikut :
اِنَّا کُلَّ شَیۡءٍ خَلَقۡنٰہُ بِقَدَرٍ
Yang Artinya : Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran
Selain dijelaskan dalam surat AlQamar/54 : 49 di atas, matematika juga dijelaskan dalam surat Al Furqaan/25 : 2 sebagai berikut:
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Yang Artinya : Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

Keterkaitan Matematika dengan Al quran

Berikut beberapa hasil pengembangan konsep Matematika yang berkaitan dengan Al-Qur‟an, yaitu :
  1. Rahasia angka diantaranya angka 7 dan 19 yang banyak diungkapkan baik peneliti-peneliti muslim maupun non-muslim.
  2. Representasi digraph untuk nomor surat dan banyak ayat, yang menunjukkan setiap Al-Qur‟an mempunyai korelasi yang menarik antar surat yang satu dengan surat yang lain. Untuk mengetahui arti atau makna dari sebuah angka, maka dikorelasikan dengan variable Al-Qur‟an. Tetapi ada juga surat yang tidak berkorelasi, contohnya adalah surat Al-Baqarah. Di dalam surat Al-Baqarah dijelaskan tentang beberapa hukum yang tidak dijelaskan dalam surat lain, misalnya hukum tauhid. Sehingga surat AlBaqarah disebut Fusthaatul-Qur‟an (puncaknya Al-Qur‟an).
  3. Hasil penelitian Prof. Bassam Jarrar dari Noon Centre, Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa Al-Quran disusun berpasangan artinya terdapat 57 surat homogen (dalam hal ini nomor surat dan jumlah ayat genap atau nomor surat dan jumlah ayat ganjil) dan 57 surat heterogen (dalam hal ini nomor surat genap dan jumlah ayat ganjil atau sebaliknya).

Konsep Ortogonalitas dalam Al quran

Contoh keterkaitan lain matematika dalam Al-Qur‟an adalah konsep ortogonalitas, dimana orthogonal mengandung arti tegak lurus. Keterkaitan konsep ini dengan Al-Qur‟an salah satunya terletak pada konsep “hablumminallah hablumminannas” yang bermakna hubungan manusia dengan Allah swt (hablumminallah) dan hubungan manusia dengan manusia yang lain (hablumminannas).
Berdasarkan sudut pandang matematika, konsep ortogonalitas diartikan bahwa
Dua vector dikatakan orthogonal jika hasil kali dalam kedua vector tersebut sama dengan nol.
Secara geometri konsep orthogonal khususnya pada dimensi-2 digambarkan melalui dua vector yang saling tegak lurus. Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini:
Keterkaitan Antara Matematika dalam Alquran
Berdasarkan gambar di atas, garis lurus secara horizontal menunjukkan kedudukan manusia di hadapan Allah swt. sama, sehingga dalam menjalani kehidupan di dunia perlu menjalin hubungan yang harmonis diantara sesama manusia. Sedangkan garis lurus secara secara vertical ke atas menunjukkan tujuan hidup dari manusia di muka bumi ini tidak lain adalah beribadah kepada Allah SWT. Konsep ortogonalitas yang berkaitan dengan permasalahan ini menunjukkan ketegaklurusan garis horizontal dan vertical menjelaskan bahwa manusia seharusnya selalu menjaga hubungan atau silaturrahmi dengan sesama umat manusia dan juga berpegang teguh kepada Allah SWT.

ArRahim

Terlahir untuk mengekspresikan, bukan untuk membuat terkesan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama